Awal mula perkembangan internet ( WEB 1.0 ) 1990 – 2000 :
Adalah generasi pertama dari website di internet. Pada tipe ini pengunjung hanya bisa mencari (searching) dan melihat-lihat (browsing) data informasi yang
ada di web. Jadi web tipe ini terlihat seperti papan pengumuman di
dunia maya.Dalam hal ini pengunjung tidak ada proses input data ke
website.
World wide web pertama kali menemukan bentuknya di November 1990.
Hingga tahun 1993, jaringan internet berkembang demikian pesatnya.
Perkembangan jaringan internet up to (seperti promosi ISP saja )
341,000% .
Layanan yang internet kala itu masih berkisar diantara static website
yang saling dihubungkan dengan hyperlink. Umumnya website berformat
“brosur online” – website yang menyampaikan informasi satu arah –
umumnya berbentuk profile, portal berita, toko online, layanan email,
dll. Web kala itu dihuni oleh website-website yang di desain menggunakan
table dan flash. Contohnya adalah DotCom Bubble Burst, atau DotCom
Crash, atau DotCOm Doom.
Tahun 1998, Google berdiri dan internet menjadi semakin mudah untuk
dijamah. di kala itu potensi website dengan format portal berita dan
toko online (seperti amazon.com) di lirik besar-besaran oleh investor.
Di US, dana jutaan dollar diinvestasikan untuk masuk ke bidang online
yang sayangnya, tidak semua website dengan modal jutaan dollar tadi
dapat menghasilkan. Pada pertengahan 2000, gelembungan dana (bubble)
yang masuk ke internet pecah (burst) juga. Dana yang masuk tidak
berputar kembali menjadi keuntungan.
Perkembangan web priode kedua (WEB 2.0) 2001 – 2010 :
Era pengembangan web kedua (Web 2.0) di mana pengunjung mulai dapat
melakukan interaksi dengan diatur oleh sistem yang ada pada web. Web 2.0
sendiri merupakan sebuah istilah yang pertama kali dicetuskan pada
tahun 2003 oleh O’Reilly Media, dan dipopulerkan pada konferensi web 2.0
pertama di tahun 2004.
Web 2.0 memiliki beberapa ciri mencolok yaitu share, collaborate dan
exploit. Di era Web 2.0 sekarang, penggunaan web untuk berbagi,
pertemanan, kolaborasi menjadi sesuatu yang penting. Web 2.0 hadir
seiring maraknya pengguna blog, Friendster, Myspace, Youtube dan Fickr. Jadi disini kehidupan sosial di dunia maya benar-benar terasa.
Banyak perusahaan online tumbang di masa DotCom Bubble burst, namun
banyak juga yang bertahan. Google, Yahoo, Amazon dan eBay adalah
beberapa diantaranya. Kehancuran selalu menyisakan pemain berkualitas
yang bertahan. Dari keruntuhan DotCom Bubble burst tersebut, wajah world
wide web perlahan mulai berubah.
Di tahun 2001, wikipedia di luncurkan. Apple mendirikan iTunes. Di
tahun 2002, friendster di luncurkan. Perlahan, world wide web mulai di
huni oleh website – website dengan karakteristik yang berbeda dengan
website – website yang eksis sebelum dotcom bubble burst. Website
website tersebut memiliki satu ciri mencolok bernama partisipasi
sehingga pada tahun 2003, istilah web 2.0 muncul.
Istilah web 2.0 tidak mengklasifikasikan world wide web berdasarkan
teknologinya, namun berdasarkan karakter website tersetbut. Istilah web
2.0 juga memunculkan istilah web 1.0: Satu istilah untuk era sebelum web
2.0.
Pada garis besarnya, web 2.0 berbicara mengenai partisipasi. hubungan
komunikasi many-to-many. Jika pada era web 1.0 (era sebelum web 2.0,
dari 1990 hingga 2001) pengguna internet dengan mudah membrowse
internet, namun pengadaan konten di internet masih ‘dikuasai’ oleh para
geek yang menguasai bahasa HTML untuk membuat halaman web. Komunikasi
yang terjadi pun hanya satu arah: dari pemilik website ke pengunjungnya.
Pada era web 2.0, pengadaan konten di internet tidak lagi dikuasai oleh
geek. Website – website yang digolongkan ke dalam kategori web 2.0
(kita akan menuliskan lebih rinci tentang web 2.0 di tulisan
selanjutnya) memfasilitasi pengguna internet biasa untuk menuliskan
konten mereka sendiri: Website sharing foto seperti flickr, blog service
seperti wordpress.com, blogger.com, video sharing seperti YouTube, dll.
Komunikasi pun terjadi secara dua arah, dimana pengunjung web juga bisa
memberikan informasi.
Perkembangan web priode ketiga (WEB 3.0) 2005 – Sekarang :
Lambat laun kebiasaan dan kebutuhan orang di dunia maya selalu
berubah dan bertambah. Hal ini juga sejalan dengan semakin cepatnya
akses internet broadband dan teknologi komputer yang semakin canggih.
Jika pada telekomunikasi sudah mulai terdengar isu era 4G, begitu juga
yang terjadi pada dunia website yang juga memunculkan isu akan segera
hadirnya era baru yaitu Web 3.0. Teknologi web generasi ketiga ini
merupakan perkembangan lebih maju dari Web 2.0 dimana disini web
seolah-olah sudah seperti kehidupan di alam nyata. Web 3.0 memiliki
ciri-ciri umum seperti suggest, happen dan provide.
Jadi, disini web seolah-olah sudah seperti asisten pribadi kita.
Dengan menggunakan teknologi 3D animasi, kita bisa membuat profil avatar
yang sesuai dengan karakter, kemudian melakukan aktivitas di dunia maya
seperti layaknya di dunia nyata. Kita bisa berjalan-jalan, pergi ke
mall, bercakap-cakap dengan teman yang lain. Ya, Web 3.0 adalah dunia virtual kita.
Web 3.0 adalah generasi ketiga dari layanan internet berbasis web.
Konsep Web 3.0 pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001, saat Tim
Berners-Lee, penemu World Wide Web, menulis sebuah
artikel
ilmiah yang menggambarkan Web 3.0 sebagai sebuah sarana bagi mesin
untuk membaca halaman-halaman Web. Hal ini berarti bahwa mesin akan
memiliki kemampuan membaca Web sama seperti yang manusia dapat lakukan
sekarang ini.
Web 3.0 berhubungan dengan konsep Web Semantik, yang memungkinkan isi
web dinikmati tidak hanya dalam bahasa asli pengguna, tapi juga dalam
bentuk format yang bisa diakses oleh agen-agen software. Beberapa ahli
bahkan menamai Web 3.0 sebagai Web Semantik itu sendiri. Keunikan dari
Web 3.0 adalah konsep dimana manusia dapat berkomunikasi dengan mesin
pencari. Kita bisa meminta Web untuk mencari suatu data spesifik tanpa
bersusah-susah mencari satu per satu dalam situs-situs Web. Web 3.0 juga
mampu menyediakan keterangan-keterangan yang relevan tentang informasi
yang ingin kita cari, bahkan tanpa kita minta.
Web 3.0 terdiri dari :
- Web semantik
- Format mikro
- Pencarian dalam bahasa pengguna
- Penyimpanan data dalam jumlah besar
- Pembelajaran lewat mesin
- Agen rekomendasi, yang merujuk pada kecerdasan buatan Web
Web 3.0 menawarkan metode yang efisien dalam membantu komputer
mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data online. Web 3.0 juga
memungkinkan fitur Web menjadi sebuah sarana penyimpanan data dengan
kapasitas yang luar biasa besar. Walaupun masih belum sepenuhnya
direalisasikan, Web 3.0 telah memiliki beberapa standar operasional
untuk bisa menjalankan fungsinya dalam menampung metadata, misalnya
Resource Description Framework (RDF) dan the Web Ontology Language
(OWL). Konsep Web Semantik metadata juga telah dijalankan pada Yahoo’s
Food Site, Spivack’s Radar Networks, dan sebuah development platform,
Jena, di Hewlett-Packard.